Berita dari 深潮 TechFlow, pada 10 Mei, menurut Coin Track Daily, Maladewa secara resmi meluncurkan proyek Maladewa International Financial Center (MIFC), dengan rencana menjadikannya sebagai tujuan Aset Kripto dan Blockchain terkemuka di Asia Selatan. Proyek ini didukung oleh perusahaan investasi global MBS dari Dubai dan keluarga kerajaan Qatar Sheikh Nayef bin Aid Al-Thani, yang diperkirakan akan mengubah lahan seluas 830.000 meter persegi menjadi ekosistem keuangan pada tahun 2030.
MIFC akan menyediakan insentif seperti pengabaian pajak perusahaan dan pengurangan pajak warisan, dengan fokus pada pengembangan keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan teknologi Web3. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan 16.000 lapangan kerja dalam lima tahun, dengan tujuan membantu Maladewa mencapai diversifikasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada industri pariwisata. Presiden Maladewa, Mohammed Muizzu, menyatakan bahwa inisiatif ini adalah batu loncatan bagi negara untuk mencapai visi negara maju pada tahun 2040.
Lihat Asli
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Maladewa meluncurkan MIFC, bertujuan untuk menciptakan pusat Aset Kripto dan Blockchain terkemuka di Asia Selatan
Berita dari 深潮 TechFlow, pada 10 Mei, menurut Coin Track Daily, Maladewa secara resmi meluncurkan proyek Maladewa International Financial Center (MIFC), dengan rencana menjadikannya sebagai tujuan Aset Kripto dan Blockchain terkemuka di Asia Selatan. Proyek ini didukung oleh perusahaan investasi global MBS dari Dubai dan keluarga kerajaan Qatar Sheikh Nayef bin Aid Al-Thani, yang diperkirakan akan mengubah lahan seluas 830.000 meter persegi menjadi ekosistem keuangan pada tahun 2030.
MIFC akan menyediakan insentif seperti pengabaian pajak perusahaan dan pengurangan pajak warisan, dengan fokus pada pengembangan keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan teknologi Web3. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan 16.000 lapangan kerja dalam lima tahun, dengan tujuan membantu Maladewa mencapai diversifikasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada industri pariwisata. Presiden Maladewa, Mohammed Muizzu, menyatakan bahwa inisiatif ini adalah batu loncatan bagi negara untuk mencapai visi negara maju pada tahun 2040.