Suku Bunga jangka panjang Jepang melonjak, "bom waktu" di pasar keuangan global?! Waspada⚠️
Hasil obligasi pemerintah Jepang 30 tahun hari ini melonjak hingga 3,15%, mencetak rekor tertinggi dalam sejarah. Secara permukaan, ini terlihat seperti "berita lokal", tetapi sebenarnya di baliknya tersembunyi sebuah bom waktu keuangan global.
Selama beberapa dekade, Jepang bertahan dengan utang nasional yang besar melalui "suku bunga nol + mencetak uang". Utang Jepang setara dengan lebih dari 260% dari PDB, tertinggi di dunia! Dulu, dengan bunga yang rendah, masih bisa diatasi, tetapi sekarang ketika suku bunga naik, biaya utang semakin membengkak seperti bola salju. Hanya pengeluaran bunga saja sudah menyerap lebih dari 20% dari pendapatan pajak, tekanan fiskal semakin meningkat.
Lalu apa hubungannya dengan keuangan global? Izinkan saya menjelaskan sedikit.
1️⃣Jepang mungkin akan menjual utang AS untuk mendapatkan kembali uang: Jepang adalah pembeli luar negeri terbesar obligasi pemerintah AS, memegang lebih dari 1,1 triliun dolar AS. Sekarang suku bunga obligasi domestik Jepang meningkat, obligasi dalam negeri menjadi lebih menarik, Jepang mungkin akan menjual obligasi AS dan membawa uang itu kembali ke negara (disebut "pengembalian modal").
2️⃣Suku Bunga obligasi AS terpukul: Pembelian berkurang, Amerika hanya bisa meningkatkan suku bunga untuk menarik dana, yang menyebabkan imbal hasil obligasi AS meningkat, selanjutnya meningkatkan suku bunga hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit, sehingga pinjaman untuk masyarakat menjadi lebih mahal.
3️⃣Dolar melemah, yen menguat: Orang Jepang menukar kembali yen, dolar dijual, nilai tukar dolar mungkin turun. Ini akan memperburuk inflasi input di Amerika, barang impor menjadi lebih mahal.
4️⃣Fluktuasi pasar meningkat: Jepang adalah "stabilizer" keuangan global, dengan jumlah dana yang sangat besar. Jika pasar obligasi Jepang terguncang, dapat memicu reaksi berantai yang mungkin memicu krisis likuiditas di pasar obligasi dan saham global.
Secara keseluruhan, sama seperti logika yang dibicarakan kemarin, kita harus memperhatikan pasar obligasi global. Kenaikan suku bunga di Jepang bukan hanya masalah Jepang, tetapi merupakan "pemicu" kenaikan biaya modal global secara menyeluruh. Jika tidak dapat dikendalikan, beberapa tahun ke depan mungkin akan menjadi kombinasi "beban utang + guncangan suku bunga", yang akan membuat bank sentral di berbagai negara pusing.
Seperti yang dikatakan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba kemarin, situasi keuangan saat ini "lebih buruk daripada Yunani"! Waspada, waspada⚠️
Lihat Asli
This page may contain third-party content, which is provided for information purposes only (not representations/warranties) and should not be considered as an endorsement of its views by Gate, nor as financial or professional advice. See Disclaimer for details.
Suku Bunga jangka panjang Jepang melonjak, "bom waktu" di pasar keuangan global?! Waspada⚠️
Hasil obligasi pemerintah Jepang 30 tahun hari ini melonjak hingga 3,15%, mencetak rekor tertinggi dalam sejarah. Secara permukaan, ini terlihat seperti "berita lokal", tetapi sebenarnya di baliknya tersembunyi sebuah bom waktu keuangan global.
Selama beberapa dekade, Jepang bertahan dengan utang nasional yang besar melalui "suku bunga nol + mencetak uang". Utang Jepang setara dengan lebih dari 260% dari PDB, tertinggi di dunia! Dulu, dengan bunga yang rendah, masih bisa diatasi, tetapi sekarang ketika suku bunga naik, biaya utang semakin membengkak seperti bola salju. Hanya pengeluaran bunga saja sudah menyerap lebih dari 20% dari pendapatan pajak, tekanan fiskal semakin meningkat.
Lalu apa hubungannya dengan keuangan global? Izinkan saya menjelaskan sedikit.
1️⃣Jepang mungkin akan menjual utang AS untuk mendapatkan kembali uang: Jepang adalah pembeli luar negeri terbesar obligasi pemerintah AS, memegang lebih dari 1,1 triliun dolar AS. Sekarang suku bunga obligasi domestik Jepang meningkat, obligasi dalam negeri menjadi lebih menarik, Jepang mungkin akan menjual obligasi AS dan membawa uang itu kembali ke negara (disebut "pengembalian modal").
2️⃣Suku Bunga obligasi AS terpukul: Pembelian berkurang, Amerika hanya bisa meningkatkan suku bunga untuk menarik dana, yang menyebabkan imbal hasil obligasi AS meningkat, selanjutnya meningkatkan suku bunga hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit, sehingga pinjaman untuk masyarakat menjadi lebih mahal.
3️⃣Dolar melemah, yen menguat: Orang Jepang menukar kembali yen, dolar dijual, nilai tukar dolar mungkin turun. Ini akan memperburuk inflasi input di Amerika, barang impor menjadi lebih mahal.
4️⃣Fluktuasi pasar meningkat: Jepang adalah "stabilizer" keuangan global, dengan jumlah dana yang sangat besar. Jika pasar obligasi Jepang terguncang, dapat memicu reaksi berantai yang mungkin memicu krisis likuiditas di pasar obligasi dan saham global.
Secara keseluruhan, sama seperti logika yang dibicarakan kemarin, kita harus memperhatikan pasar obligasi global. Kenaikan suku bunga di Jepang bukan hanya masalah Jepang, tetapi merupakan "pemicu" kenaikan biaya modal global secara menyeluruh. Jika tidak dapat dikendalikan, beberapa tahun ke depan mungkin akan menjadi kombinasi "beban utang + guncangan suku bunga", yang akan membuat bank sentral di berbagai negara pusing.
Seperti yang dikatakan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba kemarin, situasi keuangan saat ini "lebih buruk daripada Yunani"! Waspada, waspada⚠️