Kebijakan baru masih menunggu pengumuman resmi di 'London Gazette' dan akan mulai berlaku keesokan harinya
Dengan peningkatan signifikan pengguna setelah legalisasi ganja di Thailand, Kementerian Kesehatan telah memperkenalkan peraturan baru mengenai penjualan dan penggunaan ganja untuk merombak kembali tata niaga, serta mengurangi penyalahgunaan. Aturan baru ini meminta agar di masa depan produk ganja hanya dapat dibeli dengan resep dokter, dan juga membatasi ruang konsumsi dan promosi di toko secara signifikan.
Menteri Kesehatan Masyarakat Somsak Thepsuthin telah menandatangani perintah pada hari Selasa dan dijadwalkan akan mulai berlaku secara resmi pada hari berikutnya setelah dipublikasikan di Royal Gazette.
Larangan Merokok di Tempat Dilaksanakan: Kecuali Diawasi oleh Tenaga Medis
Penggunaan produk ganja di dalam toko ganja dilarang secara tegas, kecuali diawasi oleh profesional kesehatan yang memenuhi syarat, seperti dokter Thailand, dokter Tiongkok, dan dokter gigi, asalkan penggunaan itu untuk tujuan pengobatan dan pasien memiliki resep.
Aturan ini bertujuan untuk melawan taktik pemasaran toko yang mengutamakan hiburan dalam menghisap, dan untuk mendefinisikan ulang tempat dan tujuan penggunaan produk ganja.
Penjualan memerlukan resep dokter, pembelian terbatas hingga 30 hari pemakaian
Pengaturan baru menekankan bahwa di masa depan, konsumen yang membeli produk ganja harus menunjukkan resep dokter, dan jumlah pembelian setiap kali tidak boleh melebihi dosis untuk 30 hari.
Tidak hanya itu, kegiatan bisnis yang melibatkan ganja, seperti penelitian, ekspor, penjualan, dan pengolahan, harus memiliki lisensi terkait dan mencatat secara rinci asal usul, tujuan, dan jumlahnya, serta melaporkannya kepada pihak terkait.
Penjualan online dan iklan dilarang sepenuhnya
Di saluran penjualan, batas baru juga telah digariskan. Mesin penjual otomatis, platform e-commerce, media sosial, situs web, dan saluran lainnya dilarang menjual produk ganja. Selain itu, semua bentuk promosi iklan, baik online maupun offline, juga dilarang secara seragam.
Gelombang ini menunjukkan niat pemerintah untuk mengurangi saluran remaja dan konsumen umum untuk berinteraksi dengan ganja.
Setelah legalisasi, jumlah pengguna ganja meningkat dua kali lipat
Menurut data yang disediakan oleh Sekretaris Jenderal Komisi Pengendalian Narkoba, Letnan Jenderal Polisi Phanurat Lukboon, sejak Thailand mencabut tanggung jawab pidana atas ganja pada tahun 2022, jumlah pengguna telah meningkat tajam. Pada tahun 2019, diperkirakan sekitar 350.000 orang pengguna rutin, dan pada tahun 2024, angka tersebut telah melampaui 700.000 orang. Lonjakan yang signifikan ini mendorong pemerintah untuk meninjau kembali arah kebijakan untuk menjaga keseimbangan antara legalisasi dan kesehatan masyarakat.
Meskipun pada awalnya legalisasi dianggap sebagai peluang untuk memajukan pariwisata dan inovasi industri, namun sekarang pemerintah Thailand secara bertahap mengarahkan penggunaan ganja kembali ke 'aspek medis', bukan untuk rekreasi. Ini mungkin berarti kebijakan yang lebih ketat di masa depan, serta pembentukan kerangka regulasi yang lebih ketat.
Thailand strengthens new regulations on cannabis management: smoking in stores is prohibited, sales are restricted, and a prescription from a doctor is required. It first appeared in Chain News ABMedia.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Thailand memperketat peraturan pengelolaan ganja: larangan merokok di dalam toko, penjualan terbatas, memerlukan resep dokter
Kebijakan baru masih menunggu pengumuman resmi di 'London Gazette' dan akan mulai berlaku keesokan harinya
Dengan peningkatan signifikan pengguna setelah legalisasi ganja di Thailand, Kementerian Kesehatan telah memperkenalkan peraturan baru mengenai penjualan dan penggunaan ganja untuk merombak kembali tata niaga, serta mengurangi penyalahgunaan. Aturan baru ini meminta agar di masa depan produk ganja hanya dapat dibeli dengan resep dokter, dan juga membatasi ruang konsumsi dan promosi di toko secara signifikan.
Menteri Kesehatan Masyarakat Somsak Thepsuthin telah menandatangani perintah pada hari Selasa dan dijadwalkan akan mulai berlaku secara resmi pada hari berikutnya setelah dipublikasikan di Royal Gazette.
Larangan Merokok di Tempat Dilaksanakan: Kecuali Diawasi oleh Tenaga Medis
Penggunaan produk ganja di dalam toko ganja dilarang secara tegas, kecuali diawasi oleh profesional kesehatan yang memenuhi syarat, seperti dokter Thailand, dokter Tiongkok, dan dokter gigi, asalkan penggunaan itu untuk tujuan pengobatan dan pasien memiliki resep.
Aturan ini bertujuan untuk melawan taktik pemasaran toko yang mengutamakan hiburan dalam menghisap, dan untuk mendefinisikan ulang tempat dan tujuan penggunaan produk ganja.
Penjualan memerlukan resep dokter, pembelian terbatas hingga 30 hari pemakaian
Pengaturan baru menekankan bahwa di masa depan, konsumen yang membeli produk ganja harus menunjukkan resep dokter, dan jumlah pembelian setiap kali tidak boleh melebihi dosis untuk 30 hari.
Tidak hanya itu, kegiatan bisnis yang melibatkan ganja, seperti penelitian, ekspor, penjualan, dan pengolahan, harus memiliki lisensi terkait dan mencatat secara rinci asal usul, tujuan, dan jumlahnya, serta melaporkannya kepada pihak terkait.
Penjualan online dan iklan dilarang sepenuhnya
Di saluran penjualan, batas baru juga telah digariskan. Mesin penjual otomatis, platform e-commerce, media sosial, situs web, dan saluran lainnya dilarang menjual produk ganja. Selain itu, semua bentuk promosi iklan, baik online maupun offline, juga dilarang secara seragam.
Gelombang ini menunjukkan niat pemerintah untuk mengurangi saluran remaja dan konsumen umum untuk berinteraksi dengan ganja.
Setelah legalisasi, jumlah pengguna ganja meningkat dua kali lipat
Menurut data yang disediakan oleh Sekretaris Jenderal Komisi Pengendalian Narkoba, Letnan Jenderal Polisi Phanurat Lukboon, sejak Thailand mencabut tanggung jawab pidana atas ganja pada tahun 2022, jumlah pengguna telah meningkat tajam. Pada tahun 2019, diperkirakan sekitar 350.000 orang pengguna rutin, dan pada tahun 2024, angka tersebut telah melampaui 700.000 orang. Lonjakan yang signifikan ini mendorong pemerintah untuk meninjau kembali arah kebijakan untuk menjaga keseimbangan antara legalisasi dan kesehatan masyarakat.
Meskipun pada awalnya legalisasi dianggap sebagai peluang untuk memajukan pariwisata dan inovasi industri, namun sekarang pemerintah Thailand secara bertahap mengarahkan penggunaan ganja kembali ke 'aspek medis', bukan untuk rekreasi. Ini mungkin berarti kebijakan yang lebih ketat di masa depan, serta pembentukan kerangka regulasi yang lebih ketat.
Thailand strengthens new regulations on cannabis management: smoking in stores is prohibited, sales are restricted, and a prescription from a doctor is required. It first appeared in Chain News ABMedia.