Perdana Menteri Jepang Ishiba Mendesak Penurunan Inflasi yang Cepat Tanpa Pengurangan Pajak

Berdasarkan laporan Bloomberg pada 29 Juni, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menekankan tindakan cepat untuk mengatasi inflasi di Jepang. Ia berbicara di acara Pusat Produktivitas Jepang, dengan fokus pada perawatan kesehatan, perawatan lansia, dan pendanaan pensiun. Ishiba menjelaskan bahwa langkah-langkah terbaru, seperti menurunkan harga beras dan bensin, dimaksudkan untuk membantu rumah tangga. Ia mengatakan bahwa langkah-langkah cepat dan terfokus harus mendukung orang-orang yang paling terdampak oleh inflasi, bukan menerapkan solusi yang luas. "Prioritas utama kita harus melindungi warga yang rentan," kata Ishiba dalam pidatonya di Tokyo. Ia menyerukan agar kebutuhan spesifik diatasi alih-alih memberlakukan langkah-langkah yang bisa mengakibatkan pemborosan dana. Pernyataan ini muncul saat frustrasi publik terhadap inflasi terus meningkat di daerah perkotaan dan pedesaan Jepang.

Perdana Menteri Jepang Menolak Pemotongan Pajak di Tengah Tekanan dari Oposisi

Shigeru Ishiba menolak seruan untuk pemotongan pajak penjualan, mengutip risiko terhadap stabilitas pendanaan layanan sosial. Kelompok oposisi telah meningkatkan tekanan menjelang pemilihan, mendorong untuk pengurangan pajak konsumsi guna membantu pemilih. Ishiba mengatakan bahwa pengurangan pajak penjualan dapat mengancam pendanaan untuk layanan penting seperti perawatan kesehatan dan pensiun. "Memotong pajak penjualan melemahkan kemampuan kita untuk mendukung program-program yang diperlukan," jelasnya kepada audiens yang hadir. Sikapnya sangat berbeda dari proposal oposisi, tetapi mencerminkan kehati-hatian fiskal di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti. Koalisi pemerintah baru-baru ini harus menanggung kemarahan pemilih atas meningkatnya pengeluaran dan korupsi politik di seluruh Jepang. Partai Liberal Demokrat pemerintah kehilangan sembilan kursi di majelis metropolitan beranggotakan 127 kursi di ibu kota, Tokyo. Ini adalah penampilan terburuk LDP di ibu kota sejak mereka hanya memiliki 21 kursi setelah pemilihan.

Survei Menunjukkan Dukungan Publik untuk Memotong Pajak Makanan untuk Mengurangi Inflasi

Sebuah jajak pendapat Kyodo News menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendukung pemotongan pajak penjualan untuk mengatasi inflasi di Jepang. Partai Demokrat Konstitusi mengusulkan pengurangan pajak konsumsi 8% untuk makanan menjadi 0% sementara waktu. Pemimpin partai Yoshihiko Noda mengatakan bahwa harga makanan adalah perhatian utama bagi keluarga Jepang yang kesulitan. "Memotong pajak makanan selama dua tahun akan membantu konsumen secara langsung," kata Noda kepada para wartawan. Usulan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan rumah tangga dan mendapatkan dukungan pemilih sebelum pemilihan nasional yang akan datang. Partai oposisi lainnya juga mendukung penyesuaian pajak serupa untuk mencerminkan dampak inflasi pada kehidupan sehari-hari. Ide ini semakin mendapatkan perhatian seiring dengan meningkatnya biaya makanan di berbagai kota dan desa.

Menyeimbangkan Pengendalian Inflasi dengan Pendanaan Program Sosial Tetap Menjadi Tantangan

Posisi Ishiba menyoroti tantangan dalam melawan inflasi sambil mempertahankan dukungan program sosial. Dia terus menolak penurunan pajak penjualan sebagai ancaman terhadap tanggung jawab fiskal nasional. Strategi pemerintah melibatkan dukungan yang terarah daripada bantuan finansial secara menyeluruh di semua sektor. Pemilihan yang akan datang memberikan tekanan tambahan pada para pemimpin untuk merespons dengan jelas terhadap kekhawatiran ekonomi yang meningkat. Menyeimbangkan pengendalian inflasi dengan pendanaan yang stabil tetap menjadi isu inti yang membentuk pilihan kebijakan saat ini. Pemilih tampaknya semakin fokus pada bagaimana para pemimpin politik akan menangani masalah biaya hidup sehari-hari. Usulan masing-masing pihak akan membentuk debat kampanye dan mungkin menggeser lanskap politik nasional.

Kebijakan Pajak dan Inflasi Mendominasi Debat Politik Menjelang Pemilu

Seiring dengan mendekatnya pemilihan, perdebatan mengenai inflasi di Jepang dan kebijakan pajak mendominasi diskusi politik. Kerugian pemilihan terbaru LDP menyoroti frustrasi publik yang semakin meningkat terhadap kondisi ekonomi. Seruan oposisi untuk memberikan keringanan pajak menghadapi resistensi dari pemerintah yang menekankan prioritas pendanaan jangka panjang. Kedua belah pihak bertujuan untuk menyajikan rencana yang jelas untuk menangani inflasi dan melindungi anggaran rumah tangga. Kepercayaan publik mungkin tergantung pada seberapa meyakinkannya partai-partai menjelaskan dampak dari langkah-langkah yang mereka usulkan. Beberapa minggu ke depan akan mengungkapkan pesan mana yang diyakini pemilih dapat mengatasi perjuangan finansial mereka dengan lebih baik. Inflasi, pemotongan pajak penjualan, dan pendanaan layanan esensial tetap menjadi isu utama menjelang pemilihan nasional.

Lihat Asli
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)