Para ilmuwan dari Pusat Pengendalian Gen Spanyol baru-baru ini mencapai terobosan besar dalam bidang biologi sel. Mereka menggunakan teknologi mikroskopik yang canggih untuk mengamati perilaku unik sel di bawah tekanan ekstrem.
Tim peneliti menggunakan mikroskop khusus yang dapat mengecilkan sel hidup hingga lebar hanya 3 mikrometer, setara dengan sepertiga diameter rambut manusia. Dalam kondisi ekstrem ini, mereka menemukan bahwa mitokondria sel HeLa (sejenis sel kanker manusia yang umum digunakan dalam penelitian) menunjukkan perilaku yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketika sel ditekan, mitokondria dengan cepat berkumpul di sekitar inti sel dan mulai memproduksi ATP dalam jumlah besar (sumber utama energi sel). Para peneliti menamai fenomena ini sebagai "mitokondria terkait inti" (NAMs). Menariknya, 84% sel kanker yang tertekan menunjukkan reaksi ini, menunjukkan bahwa ini mungkin merupakan mekanisme stres seluler yang umum.
Penelitian mendalam menemukan bahwa tekanan mekanik menyebabkan DNA dalam inti sel putus dan terjerat satu sama lain. Untuk memperbaiki kerusakan ini, sel perlu mengonsumsi banyak energi, yang menjelaskan mengapa mitokondria berkumpul di sekitar inti dan meningkatkan produksi ATP.
Para peneliti juga menganalisis sampel tumor payudara manusia. Mereka menemukan bahwa di area yang lebih agresif di tepi tumor, frekuensi kemunculan NAMs adalah tiga kali lipat dibandingkan dengan pusat tumor. Temuan ini mengisyaratkan bahwa NAMs mungkin terkait dengan agresivitas kanker.
Para ilmuwan juga mengungkapkan mekanisme seluler yang menjaga struktur NAMs. Struktur kerangka yang dibentuk oleh serat aktin dan retikulum endoplasma sangat penting untuk stabilitas NAMs. Ketika struktur kerangka ini dihancurkan dengan obat, struktur NAMs runtuh, dan tingkat ATP sel juga menurun.
Penelitian ini tidak hanya memberikan perspektif baru untuk memahami bagaimana sel-sel bertahan hidup di bawah tekanan fisik yang ekstrem, tetapi juga membuka jalan potensial baru untuk pengobatan kanker. Para peneliti mengusulkan bahwa dengan mengganggu struktur kerangka NAM, mungkin dapat mengurangi agresivitas tumor tanpa merusak jaringan sehat.
Temuan ini membawa harapan baru bagi penelitian kanker, sekaligus menunjukkan kemungkinan tak terbatas dalam penelitian biologi sel. Seiring kemajuan teknologi, pemahaman kita tentang dunia mikroskopis kehidupan terus mendalam, dan pengetahuan ini pada akhirnya akan diterapkan untuk meningkatkan kesehatan manusia.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
RugPullSurvivor
· 16jam yang lalu
Menang besar! Akhirnya menemukan cara baru untuk mengobati kanker.
Lihat AsliBalas0
TerraNeverForget
· 08-10 01:50
Teknologi mengalahkan kanker sudah di depan mata!
Lihat AsliBalas0
RugpullAlertOfficer
· 08-10 01:50
Obat ini masih harus diuji selama beberapa tahun, kan?
Lihat AsliBalas0
VirtualRichDream
· 08-10 01:49
Orang Spanyol ini membuat sesuatu yang menarik.
Lihat AsliBalas0
Layer2Arbitrageur
· 08-10 01:48
hmm jujur saja, metrik hasil pada NAM terlihat cukup menggoda... 84% tingkat keberhasilan? lebih baik daripada sebagian besar permainan defi saat ini
Para ilmuwan dari Pusat Pengendalian Gen Spanyol baru-baru ini mencapai terobosan besar dalam bidang biologi sel. Mereka menggunakan teknologi mikroskopik yang canggih untuk mengamati perilaku unik sel di bawah tekanan ekstrem.
Tim peneliti menggunakan mikroskop khusus yang dapat mengecilkan sel hidup hingga lebar hanya 3 mikrometer, setara dengan sepertiga diameter rambut manusia. Dalam kondisi ekstrem ini, mereka menemukan bahwa mitokondria sel HeLa (sejenis sel kanker manusia yang umum digunakan dalam penelitian) menunjukkan perilaku yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketika sel ditekan, mitokondria dengan cepat berkumpul di sekitar inti sel dan mulai memproduksi ATP dalam jumlah besar (sumber utama energi sel). Para peneliti menamai fenomena ini sebagai "mitokondria terkait inti" (NAMs). Menariknya, 84% sel kanker yang tertekan menunjukkan reaksi ini, menunjukkan bahwa ini mungkin merupakan mekanisme stres seluler yang umum.
Penelitian mendalam menemukan bahwa tekanan mekanik menyebabkan DNA dalam inti sel putus dan terjerat satu sama lain. Untuk memperbaiki kerusakan ini, sel perlu mengonsumsi banyak energi, yang menjelaskan mengapa mitokondria berkumpul di sekitar inti dan meningkatkan produksi ATP.
Para peneliti juga menganalisis sampel tumor payudara manusia. Mereka menemukan bahwa di area yang lebih agresif di tepi tumor, frekuensi kemunculan NAMs adalah tiga kali lipat dibandingkan dengan pusat tumor. Temuan ini mengisyaratkan bahwa NAMs mungkin terkait dengan agresivitas kanker.
Para ilmuwan juga mengungkapkan mekanisme seluler yang menjaga struktur NAMs. Struktur kerangka yang dibentuk oleh serat aktin dan retikulum endoplasma sangat penting untuk stabilitas NAMs. Ketika struktur kerangka ini dihancurkan dengan obat, struktur NAMs runtuh, dan tingkat ATP sel juga menurun.
Penelitian ini tidak hanya memberikan perspektif baru untuk memahami bagaimana sel-sel bertahan hidup di bawah tekanan fisik yang ekstrem, tetapi juga membuka jalan potensial baru untuk pengobatan kanker. Para peneliti mengusulkan bahwa dengan mengganggu struktur kerangka NAM, mungkin dapat mengurangi agresivitas tumor tanpa merusak jaringan sehat.
Temuan ini membawa harapan baru bagi penelitian kanker, sekaligus menunjukkan kemungkinan tak terbatas dalam penelitian biologi sel. Seiring kemajuan teknologi, pemahaman kita tentang dunia mikroskopis kehidupan terus mendalam, dan pengetahuan ini pada akhirnya akan diterapkan untuk meningkatkan kesehatan manusia.