Apa yang menjadi fokus proyek ini?
VitaDAO, sebuah organisasi otonom terdesentralisasi, memperkenalkan VITA-FAST, model pendanaan inovatif untuk penelitian panjang umur. Memanfaatkan blockchain Ethereum, VITA-FAST adalah token ERC-20, yang menandakan kepemilikan fraksional dari Token Non-Fungible Kekayaan Intelektual (IP-NFT) dari penelitian panjang umur yang dilakukan di Laboratorium Korolchuk, Universitas Newcastle. Pemegang token VITA-FAST memperoleh hak tata kelola atas IP, mendemokratisasi proses pengambilan keputusan dalam penelitian ilmiah.
1. Apa fokus dari proyek ini?
Proyek ini berfokus pada penemuan dan pengembangan senyawa terapeutik yang dapat mengaktifkan kembali autofagi dalam sel Npc1 -/-. Ini melibatkan skrining molekul kecil bioaktif dan komersial dalam uji kelangsungan hidup sel untuk mengidentifikasi aktivator autofagi potensial yang tidak bersifat sitotoksik. Proyek ini menggunakan teknik canggih seperti uji pembersihan lusiferase-p6 dan uji ortogonal Halo-GFP-LC3 untuk tujuan ini.
2. Apa yang membuat proyek Anda unik?
Keunikan proyek ini terletak pada pendekatannya dalam mengidentifikasi senyawa baru yang dapat menginduksi autofagi dalam sel NPC1 -/-, proses krusial untuk mengobati penyakit Niemann-Pick Tipe C. Berbeda dengan pengobatan yang ada, proyek ini menggunakan metode skrining throughput tinggi dan uji inovatif untuk menemukan senyawa dengan variabilitas kimia tinggi dan tidak mirip dengan penginduksi autofagi yang ada, membuka kemungkinan untuk IP baru.
3. Sejarah proyek Anda.
Proyek ini, yang dipimpin oleh Dr. Korolchuk dan timnya di Universitas Newcastle, telah berkembang dari menghasilkan data ribuan senyawa menggunakan uji skrining canggih hingga mengidentifikasi senyawa utama dengan potensi sifat autofagi. Proyek ini telah berkembang untuk mencakup sintesis turunan dari senyawa-senyawa ini dan sekarang bergerak menuju proses translasi obat, termasuk studi farmakokinetik dan skalabilitas.
4. Apa langkah selanjutnya untuk proyek Anda?
Langkah selanjutnya melibatkan skrining senyawa generasi ketiga, melakukan uji in vitro dan in vivo mo